Sejak jaman Yunani kuno madu telah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Aristoteles ( 350 SM), merekomendasikan penggunaan madu untuk mengobati beberapa macam penyakit. Meskipun madu sudah digunakan sebagai obat berabad-abad lamanya, hanya baru-baru ini saja efektivitasnya ditelity secara ilmiah.
Sebelum membahas lebih jauh, saya ingin memperjelas bahwa madu dibeli di toko adalah madu yang telah melalui proses, dan sebagai akibat kehilangan banyak efektivitasnya untuk tujuan pengobatan. Jadi untuk memastikan untuk mendapatkan tingkat efektifitas yang tinggi, gunakanlah madu yang belum diproses (atau sering kita sebut madu asli). Jadi waktu membeli Anda harus tahu sumbernya. Atau belilah dari penjual yang terpercaya.
Madu mentah memiliki sifat antibakteri yang membuatnya sangat berguna dalam mengobati luka bakar, tukak lambung (peptic ulcers), radang lambung (gastroenteritis), dan berbagai infeksi. Kegunaannya dalam mengobati infeksi ini sangat penting mengingat resistensi mikroba yang terus meningkat terhadap antibiotik saat ini.
Sifat-sifat yang membuat madu menjadi antibakteri kuat adalah viskositas tinggi, pH rendah, osmolaritas tinggi, dan kemampuan alami untuk menghasilkan hidrogen peroksida. Beberapa jenis madu dikenal untuk bekerja lebih baik daripada yang lain. Misalnya di Australia, madu Manuka, dimana lebahnya penyerbuki pohon Manuka, terbukti dapat menghambat pertumbuhan lebih banyak jenis bakteri dibandingkan jenis madu lain. Karena diketahui bahwa berbagai jenis madu memiliki kemampuan antibakteri yang berbeda, maka sekarang sedang dicoba pengklasifikasian madu berdasarkan "faktor inhibine" nya, yang tingkat efektivitas antimikroba dari masing-masing jenis. Di Timur Tengah madu asli dari Yaman sangat terkenal hingga harganya juga bisa menjadi sangat mahal.
Madu memperlambat pertumbuhan bakteri dengan menyerangnya pada tingkat sel. Bentuk bakteri stafilokokus adalah beberapa yang paling umum terdapat dalam luka. Bakteri jenis ini juga terbukti paling sulit untuk dibunuh. Banyak jenis bakteri ini telah menjadi tahan (resisten) terhadap methicillin, salah satu kelas antibiotik yang paling umum digunakan. Ketika bakteri ini mengumpul, mereka membentuk penghalang yang dikenal sebagai biofilm. Antibiotik saat ini sangat sulit menembus biofilm ini. Madu di sisi lain, mampu mengalahkan biofilm ini, bahkan mencegah pembentukannya. Bahkan telah dibuktikan bahwa, walaupun penerapan madu sudah terlambat dimana biofilm telah terbentuk, madu masih mambu membunuh hingga 85% dari mikroba ini. Alasan ialah madu mampu mencegah bakteri menempel pada fibronektin manusia. Fibronektin adalah protein yang ada di permukaan setiap sel yang rusak, seperti sel terbakar atau ulserasi.
Madu juga umumnya memiliki nilai pH antara 3,2-4,5, sehingga terlalu asam untuk bakteri. Kebanyakan bakteri membutuhkan lingkungan yang kurang asam untuk menyebarkan dan berkembang. Sebagai contoh, E. coli, Salmonella, dan Streptococcus semua membutuhkan lingkungan pH 4-4,5 untuk berkembang. Dengan demikian, sebagian besar jenis madu akan menghambat pertumbuhan patogen umum.
Madu memiliki kadar air terlalu redah untuk berkembangnya bakteri. Dengan kandungan sekitar 84% fruktosa dan glukosa. 15-21% kadar air yang berinteraksi kuat dengan molekul gula sehingga ada sangat sedikit yang tersisa buat bakteri untuk dapat berkembang.
Madu mengandung oksidase glukosa, enzim yang menghasilkan hidrogen peroksida, terutama selama tahap pematangan dengan produksi berhenti setelah pH turun cukup rendah. Karena itu madu yang sudah cukup matang memiliki tingkat hidrogen peroksida yang cukup rendah, Namun, jika Anda melarutkan madu dalam air, aktivitas enzim ini meningkat hingga 50.000, sehingga menjadikan madu merilis antiseptik secara lambat sangat efektif. Pelepasan antiseptic secara perlahan ini sangatlah penting karena tidak merusak jaringan sehat sebagaimana terjadi dengan hydrogen periksida dalam dosis tinggi. Hydrogen periksida dalam dosis rendah hanya membunuh kuman dan meninggalkan jaringan sehat tanpa cedera. Misalnya, larutan 1 bagian madu dan 1 bagian air sulingan diaduk dengan rata bisa menjadi obat yang ideal untuk infeksi mata. Digunakan dua atau tiga tetes, empat kali sehari, lebih efektif daripada tetes antibakteri yang anda beli di toko obat.
Akan tetapi yang perlu diingat, mengencerkan mandu untuk meningkatkan kandungan hydrogen periksidanya dengan air akan menghilangkan banyak khasiat lain dari madu tersebut. Jadi masih jauh lebih baik menggunakan madu murni yang belum dilarutkan.
Madu juga memiliki efek mengurangi rasa sakit pada luka bakar dan luka. Selanjutnya, telah terbukti mengurangi jaringan parut karena merangsang pertumbuhan kembali jaringan kulit. Manfaat lainnya ialah pada saat penggantian pembalut luka akan lebih mudah dilakukan karena perban tidak lengket pada luka.
dalam studi ilmiah telah dibuktikan bahwa madu mengungguli obat-obatan sintetik. Misalnya, salah satu penelitian yang membandingkan antara penerapan madu dengan obat luka bakar (silver-sulphadiazine) terhadap luka bakar menunjukkan bahwa 90% dari pasien luka bakar yang diobati dengan madu topikal (dioleskan pada luka) bersih dari mikroba dalam 7 hari. Dari pasien yang diobati dengan silver-sulphadiazine, 84% dari mereka bukan hanya memiliki tanda-tanda positif bakteri, tetapi juga menunjukkan tanda-tanda infeksi. Studi ini menyimpulkan bahwa madu membuat luka menjadi steril jauh lebih cepat dan efektif, sehingga mengurangi kemungkinan menimbulkan bekas, dan juga secara drastis meningkatkan penyembuhan secara keseluruhan, dibandingkan dengan penggunaan silver-sulphadiazine.
Satu tempat dimana madu mulai digunakan di bidang medis secara profesional ialah di Klinik Kanker untuk Anak - Universitas Bonn Jerman. Madu yang digunakan disini disebut Medihoney, yang pada dasarnya adalah madu mentah yang melalui tes kontrol kualitas. Pasien kanker sangat rentan terhadap infeksi dan komplikasi lain karena banyak melalui pengobatan untuk kanker (seperti chemo therapy) yang menurunkan kemampuan penyembuhan luka alami tubuh.
Madu memiliki potensi besar untuk memberikan hasil yang lebih baik dengan biaya yang jauh lebih murah daripada kebanyakan obat-obatan modern yang memiliki bermacam efek samping. Kita hanya bisa berharap bahwa ilmu kedokteran akan memberikan madu tempat yang lebih pantas. Jadi usahakan selalu untuk menyimpan madu (asli tanpa melalui proses) di dapur Anda. Setidaknya untuk digunakan digunakan bila tergores, pada luka, dan luka bakar.
Produk dari Madu
Sekarang berbagai macam jenis madu dengan rasa dan keunggulannya masing-masing bisa kita dapatkan dengan mudah di Indonesia.
No comments:
Post a Comment